Ekstase; bukan mimpi
Sekedar pemikiran primitif di dunia instant....
Ecstasy; kegembiraan yang luar biasa
Kata orang-orang kehidupan semakin lama semakin modern, semua serba instan. Termasuk didalamnya kegembiraan; yang semoga tetap bisa luar biasa. Maka kemudian berkat otak manusia yang terus berevolusi hingga katanya menjadi semakin cerdas, terciptalah ramuan kimia yang menurut mereka ekstase luar biasa itu menjadi mudah sekali dinikmati. Mungkin para penikmatnya sudah sama putus asanya dengan pembuatnya, bagaimana rumusan yang harus dibuat hingga tubuh dan pikiran mereka merasakan kegembiraan yang meluap-luap. Dan lagi-lagi otak instant yang bekerja.
Menurut sejarah, pencarian rumusan ekstase itu terus bergulir bersama jaman. Lewat ritual, tarian, perjalanan spritual, tradisi, bahkan bercinta. Rasanya Tuhan menginginkan manusia untuk mencari ekstase dalam hidupnya, dan merasakannya meskipun hanya sekali. Maka kemudian Tuhan menciptakan tubuh manusia untuk dapat menghasilkan ekstasi sendiri, yaitu dengan menghasilkan amphetamin alami.
Namun apa substansi sesungguhnya dari ekstasi itu sendiri?
Dengan keterbatasan otak yang bergumul dengan kantuk di tengah malam buta kemarin, muncul sesuatu yang kiranya menarik pemahaman saya. Bahwa ritual yang diajarkan lewat agama-agama Tuhan tak lain tak bukan adalah rumusan untuk mencapai ekstase. Karena subtansi ekstase itu sendiri adalah proses atau ritual yang dilalui untuk mencapainya. Maka sudah dapat dikatakan ekstase tidak mungkin didapatkan melalui proses instant, layaknya yang sering dilakukan manusia modern dengan pil ekstasinya.
Maka menurut pemikiran sang pengangguran ini, inti utama ekstase yang semestinya dialami manusia, sesungguhnya adalah peristiwa kecintaan ciptaan terhadap penciptanya, manusia kepada Tuhannya. Berupa proses bersatunya sang pencipta dan ciptaanya, sehingga menghasilkan ekstase yang luar biasa, berupa ekstasi yang absolut. Karena itulah Dia menciptakan Agama beserta ritualnya sebagai alat. Meskipun begitu, tetap sulit membuatnya ke dalam rumusan yang pasti.
Kini ekstasi didefinisikan begitu mudah, kehilangan substansi, dan tidak bermakna. Katanya dapat dihasilkan melalui proses kreativitas manusia yang merasa dirinya seniman. Katanya dapat dinikmati manusia modern yang haus kegembiraan dengan hanya menenggak ramuan kimia.
Manusia instant yang cepat sekali terpuaskan.
Bukti bahwa produk modern tidak selalu lebih bermutu dari produk primif...
*inspired from The Pilgrimage by Paulo Coelho
<< Home