Saturday, November 06, 2004

Ledakan di bilik hati

Sesak. Sesak aku dibuatnya. Lagi-lagi aku terbuai oleh sensasinya yang maha dasyat. Ledakan-ledakan molekul bergemuruh di sepanjang lorong nadi hingga muncul kepakan kupu-kupu di perutku. Tak terhindari, daya kerja otak kiriku pun kehilangan kendali. Terus ku pompa darah ke bilik otak kiriku sekuatnya. Tapi nampaknya rasionalitasku berhasil dibuatnya lumpuh. Letupan ingin tahu berkecamuk minta segera di bebaskan.
Ah, kamu bikin aku penasaran!

Lontarkan saja kata bodoh itu dari mulut kalian. Apa boleh buat, ledakan dari bilik hati memang seringkali tak sehati dengan bilik nalar. Nikmatnya tak terelakan, mirip suntikan opium langsung ke nadi hulu. Tanpa diminta imajinasi segera terbang menuju langit luas tanpa batas, mengawang diantara puluhan gumpalan harapan. Hingga akhirnya bertabrakan dan meninggalkan jejak tak kalah indah dengan komet aurora. Dentumannya membahana, merangkaikan blok-blok nada lullaby yang memekakkan telinga kalbu.
Ah, kamu buat aku tak sadarkan diri!

Kesekian kalinya aku bersemayam di tingkatan yang tak lagi asing ini. Indera ku mulai terbiasa membaca kemana sinopsis ini berujung. Tak perlu aku bertanya pada sang ahli. Alih-alih mereka hanya mampu berucap;
Ah, kamu manusia memang butuh bercinta!


*Inspired by someone. (Yes, you!)