Wednesday, July 06, 2005

Hidup yang semestinya


Kata mereka, sel-sel ganas sedang menggerogotinya. Kata mereka, sel-sel ganas akan melumpuhkan organ utama tubuhnya. Kata mereka, sel-sel ganas tak mampu lagi dibendung teknologi. Kata mereka, sel-sel ganas telah menjalar kemana-mana. Kata mereka, ada sel-sel ganas dimana-mana.

Aku melihat, dibalik mata redup itu masih ada semangat. Aku merasakan, di dalam tubuh yang sedang payah itu masih ada semangat. Aku mendengar, disela-sela suara yang melemah itu masih ada semangat. Aku menangkap, diantara berita yang menggetirkan itu masih ada semangat. Ada semangat dimana-mana.

Mereka boleh memvonisnya. Dan dia berhak mencintai hidupnya.
Mereka berhak angkat tangan. Dan dia boleh nyalakan semangat.
Mereka bisa melempar keputusasaan. Dan dia bisa menuai harapan.

Jika pengetahuan yang mereka bicarakan. Maka kecintaan lah yang dia uraikan.

Dia paparkan bagaimana hidup sepatutnya dicintai. Dia ungkapkan bagaimana hidup seharusnya diperjuangkan. Dia terangkan bagaimana hidup tak sewajarnya menyerah. Dia tuangkan bagaimana hidup bersama orang terkasih adalah anugerah. Dia ajarkan bagaimana hidup yang semestinya.

Kepada sang waktu, jangan kau lebamkan cinta itu, jangan kau lupakan semangat itu, jangan alihkan harapan itu. Dia atau kami pasti kembali. Lambat atau nanti. Satu yang pasti, cinta itu, semangat itu, harapan itu, kan tetap disini, di relung hati dia dan kami.



*Untuk seorang kerabat tercinta, dan kami yang mencintainya, yang sedang berjuang melawan penyakit.