Tuesday, May 17, 2005

Langkah yang pergi


Hei tuan takdir, mau dibawa kemana ceritaku? Gelagatmu sungguh membuat hatiku resah. Satu waktu kau bawa lari menuju luka. Lain waktu kau benamkan dalam suka. Kamu tahu, aku kelimpungan membacanya. Lelah aku menebak-nebak apa yang kan terjadi di ujung sana. Penat aku di ruang tunggu dan bertanya-tanya kapan giliranku. Jangan-jangan kau melewatkan namaku. Jangan-jangan memang kau coret namaku. Sementara, aku disini melihat kembali langkah yang pergi. Berjalan tanpa jejak, berlalu tanpa menoleh. Bergegas bersama waktu yang berhembus entah kemana...

Hei manusia kerdil, cerita ini bukan kepunyaanmu! Gerak-gerikku tak sepatutnya menciptakan kegelisahan. Ku buat inderamu merasakan gelap tak berarti tanpa kilau dan putih tak punya arti tanpa kelam. Kuyakinkan padamu, akhir cerita pasti milikmu. Milikmu yang kekal dan tak terusik olehku. Demi sang waktu, telah kusiapkan segalanya pada waktunya. Dan ketika masa itu tiba, kuteriakkan namamu hingga memekakkan seluruh ruang hatimu dengan suka cita. Maka langkah yang berlalu itu bukan milikmu, pun jejaknya. Waktu tlah mengajaknya pergi, agar tak lagi kau cari kemana...




*Terinspirasi dari ketidakmengertian akan cerita yang sedang bergulir.