Datang terlambat
keyakinan itu datang bagai satu bintang terang di langit gelapmu. Menerangi sudut hati yang tak terjamah sebelumnya. Menggelitik semua rasa di setiap indera. Layaknya sebuah ide cemerlang dikala badai otak tak berujung menghantam. Namun ada tanya yang terus menghantui dan tak cepat terpuaskan oleh jawaban yang mampu kamu temukan. Sesungguhnya kamu tak ingin menyalahkan rasa itu yang datang terlambat. Kamu bahkan tak pernah menduganya untuk hadir. Tapi seluruh alam seakan-akan berkonspirasi untuk membiarkannya terjadi dan menghadapkanmu dengan kebingungan. Kebahagian dan kegelisahan tiba-tiba bersingungan dengan sempurna. Keyakinan dan kegundahan tiba-tiba bergumul tak terpisahkan. Kamu tak tahu lagi dimana berpijak. Malah kamu tak tau lagi menapak atau tidak. Inginnya kamu tak peduli. Pikirmu ini yang terbaik. Kamu mampu merelakan apapun itu untuknya. Kamu siap berlari menembus waktu untuknya. Hingga kamu kerap lupa, disana kan ada yang kan terluka. Bisa kamu, bisa ia, bisa dia. Sekarang, mana yang akan kamu dustai, hati(kecil)mu atau hati(nurani)mu?
*Untuk yang sedang atau pernah mengalaminya.
*Untuk yang sedang atau pernah mengalaminya.
<< Home