Sepagi itukah mereka datang?
Hari masih terlalu pagi ketika aku terduduk termangu tak mengerti. Aku memandang jauh kesana. Ke hati yang penuh lekukan dimensi tanpa batas. Sementara angin tak bertuan mulai mengelus pipi dan memainkan rambutku. Dingin. Sedingin ruang hampa tanpa dekapan terkasih. Membekukan akal yang memang tak ingin kusentuh. Aku biarkan hati yang terselami. Kutengok ke atas. Di langit hanya ada secercah cahaya menyembul dari balik gerombolan cumulus nimbus yang berarak-arak dan bergerak cepat. Sepagi inikah mereka datang? Kuperhatikan puluhan rasa menari dengan bebas, membuat angin mengalun dengan gemulai. Tercium olehku titik-titik air yang terbawa dengannya. Hujan sedang mendekat. Tapi kenapa bulir-bulir air sudah menjelajahi pipiku…
Kubiarkan mereka jatuh.
Bulir-bulir doa itu.
Bulir-bulir harapan itu.
Bulir-bulir kenangan itu.
Kubiarkan mereka jatuh.
Bulir-bulir doa itu.
Bulir-bulir harapan itu.
Bulir-bulir kenangan itu.
<< Home