Tuesday, May 02, 2006

Lupa diri

Jengah dengan yang mereka agung-agungkan.
“Ini hidupku; ini pilihanku; ini hasil jerih payahku;
ini waktuku; ini mauku; ini yang aku suka; ini hakku!”
Hidup sendiri bersama keakuan.
Berteriak lantang lupa diri.
Memuja akal melumpuhkan hati.
Menutup rapat cahaya Ilahi.
Tak ingat yang menguasai akal,
dan membolak-balikkan hati.
Padahal bagi-Nya adalah mudah.